Gaya hidup jaman now yang ingin serba praktis mempengaruhi kesehatan tubuh. Kebiasaan makan tidak teratur, melakukan diet ketat atau mengkonsumsi obat sembarangan bisa menyebabkan perut terasa nyeri. Keluhan perut nyeri (terutama bagian ulu hati) ini dirasakan jika kita menderita penyakit maag. Untuk mengetahui cara menghindari maag, maka perlu kita pahami dulu mengapa penyakit maag dapat terjadi.
Produksi asam lambung yang berlebihan menjadi awal munculnya penyakit maag. Entah apa sebabnya, dalam kondisi seperti itu daya tahan lapisan dalam lambung menurun sehingga tidak kuat menahan ketajaman asam lambung.
Sakit maag atau biasanya disebut dispepsia dapat menyerang setiap orang di semua usia. Penyakit maag atau dispepsia adalah kumpulan gejala penyakit yang ditemukan sehari-hari berupa rasa tidak nyaman di perut bagian atas, mual, kembung, rasa penuh (begah) atau muntah yang berasal dari kelainan pada saluran cerna bagian atas.
Cara terbaik pencegahan sakit maag adalah dengan menghindari faktor-faktor pemicunya. Berikut ini beberapa cara mencegah sakit maag:
- Makanlah dalam porsi kecil dan secara perlahan.
- Hindari makanan dan minuman yang mengandung banyak asam.
- Bila sakit maag dipicu oleh stres, carilah metode baru untuk mengelola stres seperti istirahat yang cukup dan mendengarkan musik/lihat video favorit kamu.
- Olahraga secara teratur tapi dengan catatan tidak berolahraga dalam kondisi perut penuh/setelah makan.
- Tidak mengkonsumsi alkohol.
- Jangan berbaring setelah makan.
Bagaimana jika sakit Maag kita kambuh?
Dikumpulkan dari berbagai sumber, cara mengatasi maag tidak bisa dilakukan sembarangan karena harus disesuaikan dengan penyebabnya.
- Mengatasi Maag dengan Obat Medis seperti antasida, gastroprotektor, prokinetik dll.
- Mengonsumsi makanan yang mengandung Probiotik atau bakteri baik seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium. Kedua jenis probiotik ini dapat menjaga lapisan lambung dan saluran usus, sehingga dapat melancarkan sistem pencernaan. Probiotik ini bisa didapatkan pada yogurt, tempe, kefir, miso (kedelai fermentasi), asinan kubis atau jika Anda tidak secara rutin mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik, mungkin bisa dipertimbangkan untuk mengkonsumsi suplemen probiotik.