Mengatasi Diabetes pada Anak Akibat Konsumsi Gula Berlebih: Peran Probiotik Multistrain dalam Menjaga Keseimbangan Mikrobiota Usus

Diabetes melitus adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai oleh tingginya kadar gula darah. Salah satu akar penyebab diabetes melitus yang jarang disadari adalah ketidakseimbangan mikrobiota usus. Usus yang didominasi oleh bakteri jahat dapat memicu kekurangan bakteri baik (probiotik), yang berperan penting dalam menjaga kesehatan metabolik.
Mekanisme Probiotik Multistrain dalam Mengendalikan Diabetes Melitus
1.Meningkatkan Produksi Insulin di Pankreas
Probiotik multistrain menghasilkan asam lemak rantai pendek (SCFA) seperti asam asetat, propionat, dan butirat melalui fermentasi serat di usus. SCFA ini digunakan oleh sel-sel endokrin di dinding usus untuk memproduksi hormon inkretin. Hormon inkretin kemudian merangsang pankreas untuk memproduksi insulin. Insulin yang cukup memungkinkan gula darah dimasukkan ke dalam sel untuk diubah menjadi energi (ATP), sehingga kadar gula darah turun. Produk probiotik multistrain yang kaya akan SCFA juga memiliki rasa asam khas yang menunjukkan keberadaan SCFA tersebut.

2. Menghambat Enzim Alfa-Glukosidase

SCFA yang dihasilkan oleh probiotik multistrain juga berperan sebagai inhibitor enzim alfa-glukosidase. Enzim ini berfungsi untuk memecah karbohidrat menjadi gula sederhana di usus. Dengan menghambat enzim ini, SCFA membantu menurunkan kadar gula darah postprandial (setelah makan), sehingga membantu menjaga kestabilan kadar gula darah.

3. Memperbaiki Resistensi Insulin Menjadi Insulin yang Sensitif
Peradangan kronis yang disebabkan oleh dominasi bakteri jahat di usus dapat menyebabkan resistensi insulin. Probiotik multistrain dapat menggeser dominasi bakteri jahat menjadi bakteri baik, mengurangi peradangan kronis, dan memperbaiki resistensi insulin. Antiradang alami yang merupakan metabolit probiotik multistrain dapat segera meredakan peradangan, sehingga insulin yang resisten dapat kembali menjadi sensitif. Insulin yang sensitif mampu memasukkan gula darah ke dalam sel, menurunkan kadar gula darah, dan meningkatkan energi tubuh.
Pentingnya SCFA dalam Pengendalian Gula Darah 
SCFA yang dihasilkan oleh probiotik multistrain memiliki peran kunci dalam pengendalian gula darah melalui mekanisme berikut:
  • Stimulasi Hormon Inkretin: Meningkatkan produksi insulin oleh pankreas.
  • Inhibisi Enzim Alfa-Glukosidase: Mengurangi lonjakan gula darah setelah makan.
  • Reduksi Peradangan Kronis: Memperbaiki sensitivitas insulin dan mengurangi resistensi insulin.
Kasus Anak-anak dengan Diabetes dan Kebiasaan Konsumsi Gula Berlebih 
Di Indonesia, ada kasus yang sedang viral di mana 20% anak-anak menderita diabetes karena kebiasaan suka minum dan makan makanan yang mengandung banyak gula atau manis. Kebiasaan konsumsi gula berlebih ini membunuh probiotik di usus dan sebaliknya menumbuhkan patogen, sehingga terjadi ketidakseimbangan mikrobiota usus atau gut dysbiosis. Gut dysbiosis menjadi salah satu patogenesis utama diabetes melitus tipe 2.
Dampak Diet Tinggi Gula pada Mikrobiota Usus 
Diet tinggi gula dapat membunuh probiotik (bakteri baik) dan mendukung pertumbuhan patogen (bakteri jahat). Ketidakseimbangan ini mengarah pada gut dysbiosis, yang menyebabkan peradangan kronis dan resistensi insulin. Hal ini membuat insulin tidak mampu memasukkan gula darah ke dalam sel, sehingga kadar gula darah tetap tinggi.
Dampak Jangka Panjang 
Akibat dari gut dysbiosis dan resistensi insulin, anak-anak dengan kebiasaan konsumsi gula berlebih berisiko tinggi mengalami komplikasi serius, seperti gagal ginjal kronis yang memerlukan hemodialisis. Penurunan populasi probiotik dan peningkatan patogen di usus juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain, termasuk penurunan imunitas dan peningkatan risiko infeksi.
Kesimpulan 
Probiotik multistrain menawarkan pendekatan alami dan efektif untuk mengendalikan diabetes melitus tipe 2. Dengan meningkatkan produksi SCFA, probiotik ini tidak hanya membantu menurunkan kadar gula darah tetapi juga meningkatkan kesehatan metabolik secara keseluruhan. Kasus yang sedang viral mengenai anak-anak yang menderita diabetes akibat kebiasaan konsumsi gula berlebih menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan mikrobiota usus sejak dini. Konsumsi gula yang berlebihan dapat membunuh probiotik dan menumbuhkan patogen, menyebabkan gut dysbiosis yang berperan dalam patogenesis diabetes melitus tipe 2.
Suplementasi probiotik multistrain dapat menjadi bagian penting dari strategi pengelolaan diabetes melitus yang komprehensif, terutama dalam mencegah dan mengatasi komplikasi serius seperti gagal ginjal kronis yang memerlukan hemodialisis. Edukasi dan intervensi dini tentang pentingnya pola makan sehat yang mendukung kesehatan mikrobiota usus sangat krusial dalam mengurangi prevalensi diabetes pada anak-anak dan meningkatkan kualitas hidup mereka di masa depan.
 Referensi
  1. Holmes, E., Li, J. V., Athanasiou, T., Ashrafian, H., & Nicholson, J. K. (2011). Understanding the role of gut microbiome–host metabolic signal disruption in health and disease. Trends in Microbiology, 19(9), 349-359.
  2. Canfora, E. E., Meex, R. C., Venema, K., & Blaak, E. E. (2019). Gut microbial metabolites in obesity, NAFLD, and T2DM. Nature Reviews Endocrinology, 15(5), 261-273.
  3. Xu, Y., Wang, N., Tan, H. Y., Li, S., Zhang, C., & Feng, Y. (2019). Function of Akkermansia muciniphila in Obesity: Interactions with Lipid Metabolism, Immune Response and Gut Systems. Frontiers in Microbiology, 10, 2200.
  4. Kimura, I., Ozawa, K., Inoue, D., Imamura, T., Kimura, K., Maeda, T., … & Mizushima, K. (2013). The gut microbiota suppresses insulin-mediated fat accumulation via the short-chain fatty acid receptor GPR43. Nature Communications, 4, 1829.