PRO EM1 Sekuat Steroid Tanpa Efek Samping

AMRO Institute kembali meneliti manfaat PRO EM1. Kali ini terkait fungsinya meredakan peradangan (inflamasi). Hal ini terungkap dalam published paper “Anti-Inflammatory Activity of Lactobacillus spp. and Rhodopseudomonas Palustris Probiotics” (Tjie Kok, 2023)

Founder AMRO Institute Ge Recta Geson dalam paparannya mengatakan, inflamasi atau radang adalah respons tubuh untuk melawan jejas yang dapat membahayakan tubuh. Seperti patogen, racun, dan sel yang rusak.

Banyak penyakit yang berhubungan dengan peradangan kronis (seperti pada gambar di bawah ini).

Selama ini, radang diredakan dengan obat golongan steroid yang dikenal dengan sebutan anti inflamasi. Karena obat ini mempunyai efek yang kuat dalam meredakan radang, apapun peyebab radangnya (jejas) dan di organ manapun.

“Beberapa penyakit peradangan yang kerap diobati dengan steroid adalah asma, rematik, radang usus, radang ginjal, radang mata,” jelas Recta.

Selain itu, steroid ini juga digunakan pada penyakit karena respon imun yang berlebihan. Seperti berbagai jenis alergi, lupus dan autoimun.

Karena sifatnya yang menurunkan respon imun, steroid juga dapat digunakan untuk pasien yang baru menjalani transplantasi organ. Untuk mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap organ yang dicangkokkan.

Begitu banyaknya penggunaan steroid, sempat menjadi primadona dunia medis pada awalnya. Keefektifannya dalam membantu penyembuhan banyak macam penyakit peradangan membuat namanya kian melambung.

“Bahkan saking terkesannya, para pasien dan para penggiat dunia medis menyebutnya obat dewa,” tandas Recta.

Namun lambat laun orang mulai menemukan beberapa efek samping dari penggunaan steroid ini. Terutama pada penggunaan dalam jangka waktu yang panjang atau tanpa resep dokter.

Efek samping steroid ternyata cukup banyak. Antara lain meningkatkan resiko diabetes, tulang mudah patah atau osteoporosis, menghambat pertumbuhan anak-anak. Menyebabkan kegemukan pada bagian tubuh tertentu (wajah, bahu, perut), menurunkan respon imun sehingga rentan dengan infeksi dan kanker.

“Selain itu juga bisa meningkatkan resiko hipertensi karena menahan garam di dalam tubuh dan menyebabkan gastritis atau peradangan lambung,” jelasnya.

Apakah ada kandidat obat yang memiliki aktivitas anti inflamasi seperti steroid tapi tidak menimbulkan efek samping? Recta memaparkan, probiotik telah lama dilaporkan memiliki peran dalam meredakan radang sebagai usaha tubuh untuk memulihkan dirinya sendiri.

Penelitian AMRO Institute membuktikan bahwa ekstrak PRO EM1 dapat menurunkan level sitokin proinflamasi TNF-α, IL-1β, IL-8, IFN-ϒ dan TGF-β pada sel RAW 264.7 setelah mengalami lompatan akibat diinduksi dengan LPS (toxin patogen Escherichia Coli).

Hasilnya yang mengejutkan adalah bahwa extrak probiotik multistrain dapat menaikan level sitokin anti inflamasi IL-10 pada sel RAW 264.7 setelah mengalami penurunan akibat diinduksi dengan LPS.

“Dapat disimpulkan ekstrak PRO EM1 memiliki aktivitas anti inflamasi dengan menurunkan level sitokin proinflamasi dan menaikkan level sitokin anti inflamasi sampai terjadi keseimbangan antara kedua sitokin (respon imun) ini,” jelas Recta.

Di sini bisa dilihat bahwa terbangun keseimbangan respon imun adalah karakter yang disukai  untuk terapi jangka panjang penyakit peradangan kronis/imun. Pada penggunaan jangka panjang kekebalan tubuh penderita tidak menurun sehingga tidak rentan dengan infeksi dan kanker.

Apakah PRO EM1 meredakan peradangan sekaligus menyelesaikan akar penyakit? Menurut Recta, toxin patogen seperti LPS (sebagai jejas radang dalam riset AMRO Institute ini) dan TMAO sering menjadi pemicu peradangan kronis penyebab penyakit kronis.

“Manakala patogen melebihi proporsinya, lebih dari 20%, maka permeabilitas usus meningkat sehingga terjadi kebocoran (leaky gut) sehingga toxin patogen masuk kedalam darah memicu peradangan kronis,” jelas Recta.

“Suplementasi probiotik multistrain dapat menekan patogen sehingga mikrobiota kembali seimbang dan leaky gut tertutup. Mikrobiota yang seimbang pada gilirannya menyeimbangkan respon imun. Lalu peradangan kronis mereda,” tambahnya.

Di sinilah PRO EM1 sebagai probiotik multistrain yang hidup dengan metabolit aktifnya. Metabolitnya memiliki aktivitas anti inflamasi dan immuno-balance dan probiotik multistrain segera merestorasi mikrobiota yang rusak (dysbiosis) menjadi kembali seimbang (eubiosis).