Diabetes pada Anak Naik 70 Kali Lipat, Ini solusinya

Diabetes tipe 1 (DT1) merupakan kondisi autoimun pada anak-anak di mana sel-sel penghasil insulin di pankreas dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh.

Menurut Ketua Umum IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) terjadi lonjakan 70 kali lipat kasus DT1 pada anak-anak sejak tahun 2010-2023.

Penyebab DT1

Beberapa faktor telah diidentifikasi sebagai penyebab DT1, antara lain:

  1. Faktor genetik: Beberapa gen telah diidentifikasi yang terkait dengan peningkatan risiko DT1, seperti gen HLA yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Mutasi gen ini dapat memengaruhi regulasi sel Th1 dan Th17 yang membuat anak-anak rentan terhadap DT1.
  2. Faktor lingkungan: Faktor lingkungan seperti infeksi virus, polusi udara, dan diet yang buruk dapat memicu reaksi autoimun pada anak-anak. Beberapa virus seperti enterovirus dan coxsackievirus telah dikaitkan dengan risiko DT1 karena dapat merangsang sel Th1 dan Th17.
  3. Faktor usia: Dominasi sel Th1 dan Th17 pada anak-anak dengan DT1 dapat terkait dengan faktor usia, karena pada masa anak-anak sistem kekebalan tubuh masih berkembang dan belum sepenuhnya matang. Hal ini membuat anak-anak lebih rentan terhadap infeksi dan reaksi autoimun.

Namun, penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa ketidakseimbangan atau kurang keragaman mikrobiota di usus (gut dysbiosis) dapat berkontribusi pada perkembangan DT1 pada anak-anak.

Gut Dysbiosis Memicu Respon Imun Proinflamasi Berlebihan

Beberapa studi menunjukkan bahwa anak-anak dengan DT1 memiliki keberagaman mikroba yang lebih rendah dan proporsi bakteri Firmicutes yang lebih tinggi daripada anak-anak tanpa DT1. Selain itu, anak-anak dengan DT1 juga mengalami penurunan bakteri yang menghasilkan asam butirat dan meningkatnya bakteri yang merugikan (patogen).

Gut dysbiosis dapat memicu secara berlebihan respon imun proinflamasi. Respon imun proinflamasi lebih dominan daripada respon imun antiinflamasi menimbulkan reaksi autoimun pada anak-anak yang rentan.

Dominasi Respon Imun Proinflamasi Merusak Sel β Pankreas

Pada penderita DT1 terjadi ketidakseimbangan sel-sel imun dan responnya. Sel-sel imun Th1 dan Th17 yang mempromosikan respon imun proinflamasi lebih dominan daripada sel-sel imun Th2 dan Treg yang berperan dalam menghambat respon imun tersebut (respon imun antiinflamasi).

Ketidakseimbangan inilah menjadi penyebab kerusakan pada sel β pankreas yang memproduksi insulin, sehingga gula darah anak tinggi karena kekurangan insulin.

Th1 dan Th17 adalah jenis sel imun yang memproduksi sitokin proinflamasi seperti interleukin-1 β (IL-1β), interleukin-6 (IL-6), dan faktor nekrosis tumor α (TNF-α). Selain itu, Th17 juga memproduksi interleukin-17 (IL-17) yang memiliki efek proinflamasi pada jaringan.

Sementara itu, Th2 dan Treg adalah jenis sel imun yang menghasilkan sitokin antiinflamasi seperti interleukin-4 (IL-4), interleukin-10 (IL-10), dan transforming growth factor β (TGF-β). Mereka berperan dalam menghambat efek proinflamasi Th1 dan Th17 sehingga dapat mencegah kerusakan pada sel β pankreas.

Restorasi Gut Dysbiosis Menyeimbangkan Sel-Sel Imun dan Responnya

Pengaturan keseimbangan antara Th1, Th17, Th2, dan Treg sangat penting dalam pengobatan DT1. Terapi imunomodulasi yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan aktivitas sel Treg atau menekan aktivitas sel Th1 dan Th17 telah menjadi fokus penelitian terbaru dalam pengobatan.

Mikrobiota usus yang beragam dan seimbang (gut eubiosis) menstimulasi kelenjar getah bening usus memproduksi sel-sel T. 70% sel-sel T yang beredar diseluruh tubuh diproduksi kelenjar getah bening usus. Oleh karena itu usus dikatakan sebagai organ imun terbesar.

Sel T ini kemudian berdiferensiasi menjadi sel Th1, Th17, Th2 dan Treg. Gut eubiosis pula yang memodulasi komposisi sel Th1, Th17, Th2 dan Treg agar selalu seimbang.

Suplementasi probiotik multistrain dapat merestorasi gut dysbiosis menjadi eubiosis. Lalu eubosis memodulasi sel-sel imun dan responnya agar tetap seimbang.

Aktivitas Antiinflamasi dan Imunomodulasi PRO EM1 solusi DT1

AMRO Institute meneliti manfaat PRO EM1 untuk meredakan peradangan (inflamasi). Hal ini terungkap dalam published paper “Anti-Inflammatory Activity of Lactobacillus spp. and Rhodopseudomonas Palustris Probiotics” (Tjie Kok, 2023)

Penelitian AMRO Institute ini membuktikan bahwa ekstrak PRO EM1 dapat menurunkan level sitokin proinflamasi IL-1β, IL-8, IFN-ϒ dan TGF-β pada sel RAW 264.7 setelah mengalami lompatan akibat diinduksi dengan LPS (toxin patogen Escherichia Coli).

Hasilnya yang mengejutkan adalah bahwa extrak PRO EM1 dapat menaikan level sitokin anti inflamasi IL-10 pada sel RAW 264.7 setelah mengalami penurunan akibat diinduksi dengan LPS.

Dapat disimpulkan ekstrak PRO EM1 memiliki aktivitas antiinflamasi dengan menurunkan level sitokin proinflamasi dan menaikkan level sitokin antiinflamasi sampai terjadi keseimbangan antara kedua sitokin (respon imun) ini.

Di sini bisa dilihat bahwa terbangun keseimbangan respon imun adalah karakter yang dicari untuk terapi jangka panjang penyakit autoimun termasuk salah satunya DT1.

PRO EM1 adalah Suplemen Kesehatan dengan lisensi EMRO Okinawa, Jepang, yang mengandung probiotik hidup dan metabolit aktif dengan masa simpan yang panjang. Berbahan baku alam 100% asli Indonesia yang telah mendapat izin edar BPOM sebagai Suplemen dan Sertipikat Halal dari BPJPH, Kementerian Agama RI.